Selasa, 24 Januari 2017

Tugas V-Class3 ELDAS


Uni Junction Transistor (UJT)

Uni Junction Transistor (UJT) atau dalam bahasa Indonesia sering disebut dengan Transistor Sambungan Tunggal adalah Komponen Elektronika Aktif yang terbuat dari bahan semikonduktor, UJT memiliki tiga terminal dan hanya memiliki satu sambungan. Pada umumnya UJT digunakan sebagai Saklar Elektronik dan penghasil Isyarat Pulsa. Seperti namanya, Uni Junction Transistor atau UJT juga digolongkan sebagai salah satu anggota dari keluarga Transistor, namun berbeda dengan Transistor Bipolar pada umumnya, Uni Junction Transistor atau UJT ini tidak memiliki Terminal/Elektroda Kolektor. UJT  yang memiliki Tiga Terminal ini terdiri dari 1 Terminal Emitor (E) dan 2 Terminal Basis (B1 dan B2). Oleh karena itu, Transistor UJT ini sering disebut juga dengan Dioda Berbasis Ganda (Double Base Diode).

Struktur Dasar Uni Junction Transistor (UJT)

Struktur dasar Uni Junction Transistor atau UJT dapat dilihat pada gambar dibawah ini. Pada dasarnya UJT terdiri dari semikonduktor jenis Silikon yang bertipe N yang didoping ringan dan sepotong Silikon bertipe P yang berukuran kecil dengan doping tinggi (berat) di satu sisinya untuk menghasilkan sambungan tunggal P-N (P-N Junction). Sambungan Tunggal inilah yang kemudian dijadikan terminologi UJT yaitu Uni Junction Transistor. Di kedua ujung batang silikon yang bertipe N, terdapat dua kontak Ohmik yang membentuk terminal B1 (Basis 1) dan (Basis 2). Daerah Semikonduktor yang bertipe P menjadi Terminal Emitor (E) pada UJT tersebut.

Berikut ini adalah Bentuk dan Struktur dasar serta Simbol Uni Junction Transistor (Transistor Sambungan Tunggal).


Cara Kerja Uni Junction Transistor (UJT)

Saat Tegangan diantara Emitor (E) dan Basis 1 (B1) adalah Nol, UJT tidak menghantarkan arus listrik, Semikonduktor batang yang bertipe N akan berfungsi sebagai penghambat (memiliki resistansi yang tinggi). Namun akan ada sedikit arus bocor yang mengalir karena bias terbalik (reverse bias).

Pada saat tegangan di Emitor (E) dan Basis 1 (B1) dinaikan secara bertahap, resistansi diantara Emitor dan Basis 1 akan berkurang dan arus terbalik (reverse current) juga akan berkurang. Ketika Tegangan Emitor dinaikan hingga ke level bias maju, arus listrik di Emitor akan mengalir. Hal ini dikarenakan Hole pada Semikonduktor yang di doping berat bertipe P mulai memasuki daerah semikonduktor tipe N dan bergabung kembali dengan Elektron yang di Batang Semikonduktor bertipe N (yang di doping ringan). Dengan demikian Uni Junction Transistor atau UJT ini kemudian mulai menghantarkan arus listrik dari B2 ke B1.

Aplikasi Uni Junction Transistor (UJT)

Pada umumnya Uni Junction Transistor atau UJT ini digunakan pada beberapa aplikasi rangkaian elektronika seperti berikut ini :
  • Osilator Relaksasi (Relaxation Oscillator).
  • Rangkaian Saklar Elektronik.
  • Sensor Magnetik flux.
  • Rangkaian Pembatas Tegangan dan Arus listrik.
  • Osilator Bistabil (Bistable oscillators).
  • Rangkaian Regulator Tegangan dan Arus Listrik.
  • Rangkaian Pengendali Fase (Phase control circuits).

 

BIPOLAR JUNCTION TRANSISTOR (BJT)


BJT (Bipolar Junction Transistor) tersusun atas tiga material semikonduktor terdoping yang dipisahkan oleh dua sambungan pn. Ketiga material semikonduktor tersebut dikenal dalam BJT sebagai emitter, base dan kolektor (Gambar 1). Daerah base merupakan semikonduktor dengan sedikit doping dan sangat tipis bila dibandingkan dengan emitter (doping paling banyak) maupun kolektor (semikonduktor berdoping sedang). Karena strukturnya fisiknya yang seperti itu, terdapat dua jenis BJT. Tipe pertama terdiri dari dua daerah n yang dipisahkan oleh daerah p (npn), dan tipe lainnya terdiri dari dua daerah p yang dipisahkan oleh daerah n (pnp). Sambungan pn yang menghubungkan daerah base dan emitter dikenal sebagai sambungan base-emiter (base-emitter junction), sedangkan sambungan pn yang menghubungkan daerah base dan kolektor dikenal sebagai sambungan base-kolektor (base-collector junction).




Gambar 1. Dua Jenis Bipolar Junction Transistor (BJT)


Gambar 2 menunjukkan simbol skematik untuk bipolar junction transistor tipe npn dan pnp. Istilah bipolar digunakan karena adanya elektron dan hole sebagai muatan pembawa (carriers) didalam struktur transistor.



Gambar 2. Simbol BJT tipe NPN dan PNP


Prinsip Kerja Bipolar Junction Transistor (BJT)


Gambar 3 menunjukkan rangkaian kedua jenis transistor npn dan pnp dalam mode operasi aktif transistor sebagai amplifier. Pada kedua rangkaian, sambungan base-emiter (BE) dibias maju (forward-biased) sedangkan sambungan base-kolektor (BC) dibias mundur (reverse-biased).




Gambar 3. Forward-Reverse Bias pada BJT


Sebagai gambaran dan ilustrasi kerja transistor BJT, misalkan pada transistor npn (gambar 4). Ketika base dihubungkan dengan catu tegangan positif dan emiter dicatu dengan tegangan negatif maka daerah depletion BE akan menyempit. Pencatuan ini akan mengurangi tegangan barrier internal sehingga muatan mayoritas (tipe n) mampu untuk melewati daerah sambungan pn yang ada. Beberapa hole dan elektron akan mengalami rekombinasi di daerah sambungan sehingga arus mengalir melalui device dibawa oleh hole pada base(daerah tipe-p) dan elektron pada emiter (daerah tipe-n ). Karena derajat doping pada emiter (daerah tipe n) lebih besar daripada base (daerah tipe p), arus maju akan dibawa lebih banyak oleh elektron. Aliran dari muatan minoritas akan mampu melewati sambungan pn sebagai kondisi reverse bias tetapi pada skala yang kecil sehingga arus yang timbul pun sangat kecil dan dapat diabaikan.


Elektron banyak mengalir dari emiter ke daerah base yang tipis. Karena daerah base berdoping sedikit, elektron pada hole tidak dapat berekombinasi seluruhnya tetapi berdifusi ke dalam daerah depletion BC. Karena base dicatu negatif dan kolektor dicatu positif (reverse bias), maka depletion BC akan melebar. Pada daerah depletion BC, elektron yang mengalir dari emiter ke base akan terpampat pada daerah depletion BC. Karena pada daerah kolektor terdapat muatan minoritas (ion positif) maka pada daerah sambungan BC akan terbentuk medan listrik oleh gaya tarik menarik antara ion positif dan ion negatif sehingga elektron tertarik kedaerah kolektor. Arus listrik kemudian akan mengalir melalui device.




Gambar 4. Prinsip Kerja NPN BJT

Sumber : 

Selasa, 17 Januari 2017

Operasi Mikro



Pengertian Control Unit

Control Unit adalah unit yang berfungsi untuk melakukan pengontrolan dan pengendalian terhadap suatu proses yang dilakukan sebelum data tersebut dikeluarkan (output). Selain itu, Control Unit juga menafsirkan perintah dan menghasilkan sinyal yang tepat untuk bagian lain dalam sistem komputer, mengatur kapan alat input menerima data dan kapan data diolah serta kapan ditampilkan dari program komputer.

Control Unit bertanggung jawab pada pengoordinasian aktivitas dalam komputer. Control Unit mempunyai semacam daftar tugas yang diberitahu oleh program yang harus dikerjakan/dieksekusi. Mikrooperasi dilaksanakan bila sinyal kontrol yang relevan mengaktifkan titik-titik kontrol. Memori utama dikontrol oleh dua sinyal kontrol yaitu memory read dan memory write. 

Siklus Interuksi

Karena set intruksi dari suatu CPU memiliki bermacam mode pengalamatan dan format operand, maka unit kontrol bertanggung jawab untuk menjaga semua kemungkinan pada setiap tingkat dalam siklus interuksi. Siklus interuksi terdiri dari micro operation, fetch, indirect, interrupt dan execution cycle.  

1. Micro Operation

Micro Operation merupakan operasi atomic dari CPU (Atomic Operation of CPU). Micro operation adalah kerja atau eksekusi terhadap data yang tersimpan pada register dan merupakan cara kerjanya dalam satu pulsa clock. Atau micro operation adalah suatu operasi mikro dimana suatu komputer menjalankan suatu program dan melakukan siklus proses memasukkan dan mengambil data atau melakukan eksekusi (Fetch/Execute Cycle). Hasil dari operasi ini dapat menggantikan isi dari informasi biner terdahulu didalam register atau dipindahkan ke register lain.
Tipe Operasi Mikro :
  • Mendefinisikan elemen dasar prosesor.
  • Mendeskripsikan operasi mikro yang harus dilakukan prosesor.
  • Menentukan fungsi Control Unit yang harus dilakukan prosesor.
2. Fetch Cycle

Fetch adalah siklus pengambilan data ke memori atau register. Berikut contoh aliran data siklus fetch :
  • Urutan kejadian selama siklus instruksi tergantung pada rancangan CPU.
  • Asumsi : sebuah CPU yang menggunakan register memori alamat (MAR), register memori buffer (MBR), pencacah program (PC), dan register instruksi (IR).
Ada 4 register pada fetch yaitu :
  1. Memory Address Register (MAR)
    Terkoneksi dengan address bus.
    MAR melakukan spesifikasi address untuk operasi baca atau tulis.
  1. Memory Buffer Register (MBR)Terkoneksi dengan data bus.
    Menyimpan data untuk ditulis atau menyimpan data terakhir yang dibaca.
  1. Program Counter (PC)
    Menyimpan address instruksi berikut yang akan di akses.
  1. Instruction Register (IR)
    Menyimpan address instruksi terakhir yang diakses.
3. Indirect Cycle (Siklus Tidak Langsung)

Siklus tidak langsung adalah eksekusi sebuah instruksi melibatkan sebuah operand lebih didalam memori yang masing-masing operand memerlukan akses memori. Pengambilan alamat-alamat tidak langsung dapat dianggap sebuah subsiklus instruksi dan harus melalui memori.

4. Interrupt Cycle

Interrupt/Interupsi adalah suatu permintaan khusus pada mikroprosesor untuk melakukan sesuatu. Bila terjadi interupsi maka komputer akan menghentikan dahulu apa yang sedang dikerjakannya dan melakukan apa yang diminta oleh yang sedang menginterupsinya.

5. Execution Cycle

Execution Cycle adalah proses dari CPU untuk mengerjakan instruksi yang sudah diambil dari main memory dan sudah berada di Instruction Register. Control Unit di CPU akan mengartikan instruksi tersebut, kemudian melaksanakan operasi yang harus dilakukan, seperti pengambilan data dari main memory, kemudian dikirim ke ALU untuk dilakukan operasi aritmatika atau logika dan menyimpan hasil pengolahan kembali ke main memory.

Sumber :