Minggu, 12 November 2017

BAB 1 Konsep dan Pengertian



Pendahuluan
Pekerjaan-pekerjaan tertentu akan lebih efisien dan efektif, jika dikelola dalam kerangka proyek dan bukan diperlakukan sebagai pekerjaan biasa. Dengan demikian diperlukan penerapan manajemen proyek secara benar.
Pembuatan Jalan Tol Cipularang yang menghubungkan Jakarta Bandung yang mempersingkat waktu tempuh kedua kota itu dilakukan dengan menggunakan cara pengelolaan pekerjaan yang berbeda dengan pengelolaan pekerjaan-pekerjaan reguler. Batasan waktu yang tersedia dan biaya yang dianggarkan serta kualitas jalan merupakan hal-hal yang harus dipenuhi dalam penyelesaian pekerjaan tersebut.
Contoh di atas tadi sekedar memberi gambaran bahwa banyak di sekitar kita kejadian yang dinamakan proyek yang pengelolaannya pun perlu cara khusus agar bisa menghasilkan output yang lebih baik. Dalam beberapa sesi berikut akan dibahas pengertian proyek, manajemen proyek, mengapa manajemen proyek, tawar-menawar dalam manajemen proyek.

Definisi Proyek
Proyek didefiniskan sebagai sebuah rangkaian aktifitas unik yang saling terkait untuk mencapai suatu hasil tertentu dan dilakukan dalam periode waktu tertentu pula (Chase et al., 1998). Menurut PMBOK Guide(2004) sebuah proyek memiliki beberapa karakteristik penting yang terkandung di dalamnya yaitu :
  • Sementara (temporary) berarti setiap proyek selalu memiliki jadwal yang jelas kapan dimulai dan kapan diselesaikan. Sebuah proyek berakhir jika tujuannya telah tercapai atau kebutuhan terhadap proyek itu tidak ada lagi sehingga proyek tersebut dihentikan.
  • Unik artinya bahwa setiap proyek menghasilkan suatu produk, solusi, service atau output tertentu yang berbeda-beda satu dan lainnya.
  • Progressive elaboration adalah karakteristik proyek yang berhubungan dengan dua konsep sebelumnya yaitu sementara dan unik. Setiap proyek terdiri dari langkah-langkah yang terus berkembang dan berlanjut sampai proyek berakhir. Setiap langkah semakin memperjelas tujuan proyek.

Definisi Manajemen Proyek
Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), Keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktifitas aktifitas proyek untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan proyek (PMBOK, 2004). Manajemen proyek dilaksanakan melalui aplikasi dan integrasi tahapan proses manajeman proyek yaitu initiating, planning, executing, monitoring dan controlling serta akhirnya closing keseluruhan proses proyek tersebut. Dalam pelaksanaannya, setiap proyek selalu dibatasi oleh kendala-kendala yang sifatnya saling mempengaruhi dan biasa disebut sebagai segitiga project constraint yaitu lingkup pekerjaan (scope), waktu dan biaya.

Mengapa Manajemen Proyek?
Kita telah mempelajari bahwa proyek mempunyai karakteristik tertentu yang berbeda dengan aktivitas lain, dalam hal organisasi, pengelolaan, pemakaian sumberdaya, waktu, kompleksitas dan ketidakpastian. Dengan demikian diperlukan cara penanganan tertentu terhadap proyek yang berbeda dengan penanganan kegiatan yang lain. Dengan demikian bisa dimengerti mengapa manajemen proyek diperlukan. Penerapan manajemen proyek secara benar akan mendatang kan keuntungan dari segi waktu dan biaya dibanding jika pengelolaan dilakukan seperti pengelolaan pekerjaan reguler.

Macam-macam Proyek
1. Proyek Konstruksi
Proyek ini biasanya berupa pekerjaan membangun atau membuat produk fisik. Sebagai contoh adalah proyek pembangunan jalan raya, jembatan atau pembuatan boiler.
2. Proyek Penelitian dan Pengembangan
Proyek ini bisa berupa penemuan produk baru, temuan alat baru, atau penelitian mengenai ditemukannya bibit unggul untuk suatu tanaman. Proyek ini bisa muncul di lembaga komersial maupun pemerintah. Setelah suatu produk baru ditemukan atau dibuat biasanya akan disusul pembuatan secara massal untuk di komersialisasikan.
3. Proyek yang berhubungan dengan manajemen jasa
Proyek ini sering muncul dalam perusahaan maupun instansi pemerintah.
Proyek ini bisa berupa:
  • Perancangan struktur organisasi
  • Pembuatan sistem informasi manajemen
  • Peningkatan produktifitas perusahaan 
  • Pemberian training 

Timbulnya lde Proyek
1. Dari Klien langsung ke Konsultan/kontraktor
Proyek yang berasal dari klien yang ditawar kan ke suatu konsultan atau kontraktor, di mana sudah jelas macam pekerjaan yang harus ditangani. Dalam kondisi seperti ini biasanya tidak ada proses tender sehingga tidak ada suasana kompetitif dalam perebutan proyek.
2. Karena ada tawaran dana
Ada proyek yang muncul karena adanya tawaran dana dari instansi atau lembaga tertentu. Dengan adanya tawaran itu kita bisa menyusun proposal proyek.
3. Lewat proses lelang
Di sini suatu konsultan atau kontraktor harus berkompetisi untuk memenangkan tender /lelang. Proses yang harus dilalui biasanya lebih rumit dan panjang. Keprofesionalan suatu perusahaan bisa teruji disini. Jika tender dilakukan secara fair maka hanya perusahaan yang profesional di bidangnya yang kemungkinan besar bisa memenangkan persaingan dan dipilih sebagai pelaksana proyek.
4. Dari dalam perusahaan sendiri
Ide proyek berasal dari dalam perusahaan sendiri dengan sumber dana dari perusahaan, dan dikerjakan sendiri oleh perusahaan.
5. Melalui penawaran
Jika suatu perusahaan atau konsultan tidak mendapatkan pekerjaan, maka sangat mungkin perusahaan tersebut akan menawarkan produk/jasa atau solusi dari suatu persoalan kepada parusahaan atau individu yang potensial memerlukannya. Dari situ mungkin calon kustomer akan tertarik untuk membeli produk atau solusi yang ditawarkan.

Keberhasilan Manajemen Proyek
Syarat keberhasilan manajemen proyek adalah sebagai berikut :


·         Dalam waktu yang dialokasikan
·         Dalam biaya yang dianggarkan
·         Pada performansi atau spesifikasi yang ditentukan
·         Diterima kustomer
·         Dengan perubahan lingkup pekerjaan minimum yang disetujui
·         Tanpa mengganggu aliran pekerjaan utama organisasi
·         Tanpa merubah budaya (positif) perusahaan.



Driving Force Timbulnya Manajemen Proyek
Proyek Kapital, di mana organisasi menangani proyek-proyek yang butuh banyak modal dalam waktu yang sama. Dalam situasi seperti itu diperlukan manajemen proyek.
Harapan kustomer, Perusahaan yang menjual produk dan jasa termasuk instalasi kepada klien, mereka harus mempraktikkan manajemen proyek yang baik.
Kompetitifness, Ada situasi di mana kompetitifness menjadi driving force yaitu adanya proyek internal dan proyek eksternal. Secara internal, perusahaan akan menemui masalah jika organisasi menyadari bahwa banyak pekerjaan bisa diberikan ke pihak lain (outsource) daripada mengerjakan sendiri dengan ongkos lebih mahal.
           Pemahaman Eksekutif, Hal ini menjadi driving force di dalam organisasi yang mempunyai struktur organisasi tradisi onal yang melakukan pekerjaan rutin, aktivitas berulang.
            Pengembangan produk baru, Hal ini terutama cocok untuk organisasi atau perusahaan yang banyak berinvestasi di bidang R & D. Jika hanya sedikit prosentase dari proyek R&D yang bisa dikomersialkan di mana ongkos R&D bisa ditutup, manajemen proyek menjadi kebutuhan.

Ukuran Proyek
·         Jumlah kegiatan
·         Besarnya biaya
·         Jumlah tenaga kerja
·         Waktu yang diperlukan

Stakeholder Proyek
1. Manajer proyek, individu yang bertanggung jawab atas manajemen suatu proyek.
2. Pelaksana proyek, organisasi yang pegawainya paling terlibat secara langsung dalam pengerjaan proyek.
3. Kustomer atau user, pihak individu maupun organisasi yang akan menggunakan hasil dari proyek.
4. Anggota tim proyek, tim yang melaksanakan pekerjaan proyek.
5. Sponsor, individu atau kelompok dalam atau eksternal organisasi yang memberi dukungan dana tunai atau sejenisnya untuk proyek.
 

 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar