Pendahuluan
Sejak pertengahan 1980, perusahaan mulai menyadari
perlunya kebutuhan mengintegrasikan risiko teknis ke dalam risiko jadwal dan
biaya. Proses manajemen risiko dikembangkan dan diimplementasikan sehingga informasi
mengenai risiko tersedia bagi pengambil keputusan kunci. Manajemen Risiko pada
proyek meliputi langkah memahami & mengidentifikasi masalah potensial yang
mungkin terjadi, mengevaluasi bagaimana risiko ini mempengaruhi keberhasilan
proyek, monitoring dan penanganan risiko.
Risiko
Risiko merupakan kombinasi dari probabilitas suatu
kejadian dan konsekuensi dari kejadian tersebut, dengan tidak menutup
kemungkinan bahwa ada lebih dari satu konsekuensi untuk satu kejadian, dan
konsekuensi bisa merupakan hal yang positif maupun negatif. (Shortreed, et al.
2003).
Terminologi kuantitatif yang dimaksud didapat dari
pengukuran probabilitas terjadinya suatu kejadian dan dikombinasikan dengan
pengukuran konsekuensi dari kejadian tersebut, atau secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut (Kerzner, 2004):
Risk
explosure = risk likelihood x risk impact
Probabilitas terjadinya risiko sering disebut dengan
risk likelihood, sedangkan dampak yang akan terjadi jika risiko tersebut
terjadi dikenal dengan risk impact dan tingkat kepentingan risiko disebut
dengan risk value atau risk exposure.
Menurut
(IRM,2002) Jenis-jenis risiko antara lain:
1
. Risiko operasional
Kejadian
risiko yang berhubungan dengan operasional organisasi mencakup risiko yang
berhubungan dengan sistem organisasi, proses kerja, teknologi dan sumber daya
manusia.
2.
Risiko Finansial
Risiko
yang berdampak pada kinerja keuangan organisasi seperti kejadian risiko akibat
dari fluktuasi mata uang, tingkat suku bunga termasuk risiko pemberian kredit,
likuiditas dan pasar.
3.
Hazard Risk
Risiko
yang berhubungan dengan kecelakaan fisik seperti kejadian atau kerusakan yang
menimpa harta perusahaan dan adanya ancaman perusahaan.
4.
Strategic Risk
Risiko
yang berhubungan dengan strategi perusahaan, politik, ekonomi, peraturan dan
perundangan. Risiko yang berkaitan dengan reputasi organisasi kepemimpinan dan
termasuk perubahan keinginan pelanggan.
Manajemen Risiko
Manajemen Risiko pada dasarnya adalah proses
menyeluruh yang dilengkapi dengan alat, teknik, dan sains yang diperlukan untuk
mengenali, mengukur, dan mengelola risiko secara lebih transparan. Tujuan
manajemen risiko adalah mencegah atau meminimisasi pengaruh yang tidak baik
akibat kejadian yang tidak terduga melalui menghindari risiko atau
mempersiapkan rencana kontingensi yang berkaitan dengan risiko tersebut.
Definisi Manajemen Risiko
Risiko proyek (project risk) adalah suatu peristiwa
(event) atau kondisi yang tidak pasti (uncertaint), jika terjadi mempunyai
pengaruh positif maupun negatif pada tujuan proyek. Secara umum manajemen risiko didefinisikan
sebagai proses, mengidentifikasi, mengukur dan memastikan risiko dan
mengembangkan strategi untuk mengelola risiko tersebut. Dalam manajemen proyek,
yang dimaksud dengan manajemen risiko proyek adalah seni dan ilmu untuk
mengidentifikasi, menganalisis, dan merespon risiko selama umur proyek dan
tetap menjamin tercapainya tujuan proyek. Ada tiga kunci yang perlu
diperhatikan dalam manajemen risiko agar bisa efektif :
1.
Identifikasi, analisis dan penilaian risiko pada awal proyek secara sistematis
dan mengembangkan rencana untuk menanganinya.
2.
Mengalokasikan tanggungjawab kepada pihak yang paling sesuai untuk mengelola
risiko.
3.
Memastikan bahwa biaya penanganan risiko cukup kecil dibanding dengan nilai
proyeknya.
Toleransi Terhadap Risiko
Setidaknya
ada 3 tipe bagaimana individu atau kelompok dalam menghadapi risiko, yaitu
penghindar risiko (risk avoider), netral dan pencari risiko (risk seeker).
Kepastian, Risiko dan
Ketidakpastian
Kepastian
Dalam keadaan pasti, maka selalu ada strategi yang
dominan dibanding strategi yang lain. Dalam contoh ini strategi s3 adalah
strategi terbaik yang harus dipilih karena dalam kondisi pasar apapun selalu
lebih baik dibanding strategi yang lain dilihat dari kemungkinan profitnya.
Risiko
Pengambilan keputusan dalam keadaan di bawah risiko
(under risk), perlu menghitung kemungkinan laba dari nilai ekspektasi total
dari setiap strategi. Misalnya tabel di atas tadi berubah seperti dalam tabel
sebagai berikut, di mana strategi S3 tidak lagi dominan.
Ketidakpastian
Dalam ketidakpastian, tidak ada nilai peluang yang
diketahui untuk masing-masing kondisi pasar. Setidaknya ada 3 kriteria memilih
strategi terbaik dalam kondisi seperti ini:
1
. Hurwicz atau maximax, memaksimasi profit yang maksimum. Ini adalah pilihan
untuk para penganut risk taker/seeker.
2.
Wald, minimax, yaitu meminimasi profit yang maksimum
3.
Savage, atau maximin, yaitu berusaha meminimumkan regret (penyesalan) dari
alternatif yang ada.
Lihat
tabel dibawah ini untuk contoh kasus dengan ketidakpastian.
Proses Manajemen Risiko
Perencanaan manajemen risiko (Risk management
planning) Perencanan meliputi langkah memutuskan bagaimana mendekati dan
merencanakan aktifitas manajemen risiko untuk proyek. Dengan melihat lingkup
proyek, rencana manajemen proyek dan faktor lingkungan perusahaan, tim proyek
bisa mendiskusikan dan menganalisis aktifitas manajemen risiko untuk
proyek-proyek tertentu. Hasil dari proses ini adalah rencana manajemen risiko
(risk mangement plan). Yang diperlukan
untuk membuat perencanaan ini:
•
Project charter
•
Kebijakan manajemen risiko organisasi
•
Susunan peran dan tanggungjawab
•
Toleransi stakeholder terhadap risiko
•
Template untuk rencana manajemen risiko organisasi
•
Work Breakdown Structure (WBS)
Hal-hal yang tercakup dalam Risk management plan
adalah :
1.
Metodologi. Mendefinisikan alat, pendekatan dan sumber data yang mungkin
digunakan dalam manajemen risiko proyek tertentu.
2.
Peran dan tanggungjawab. Definisikan tanggungjawab dan peran utama, pendukung
dan keanggotaan tim manajemen risiko untuk setiap tindakan dalam risk
management plan.
3.
Budget. Berisi rencana anggaran untuk manajemen risiko proyek
4.
Waktu. Berisi rencana waktu pelaksanaan proses manajemen risiko akan dilakukan selama
siklus hidup proyek.
5.
Scoring dan interpretasi. Metode scoring dan interpretasi yang sesuai untuk
tipe dan dan waktu untuk analisis risiko kualitatif dan kuantitatif yang akan
dilakukan.
Identifikasi Risiko
Identifikasi bisa dilakukan dengan melihat asal dan
problemnya.
1.
Analisis sumber, sumber bisa berasal dari internal atau eksternal dari sistem
yang menjadi target dari manajemen risiko.
2.
Analisis Problem, Risiko berhubungan dengan kekhawatiran.
Metode
Identifikasi risiko yang umum adalah:
1.
Identifikasi Risiko berdasarkan Tujuan
Perusahaan
dan tim proyek mempunyai tujuan-tujuan. Setiap kejadian yang membahayakan
pencapaian tujuan secara perbagian atau menyeluruh diidentifikasikan sebagai
risiko.
2.
Identifikasi Risiko berdasarkan Skenario
Dalam
analisa skenario, skenario-skenario yang berbeda diciptakan. Skenario-skenario
mungkin menjadi jalan alternatif untuk mencapai tujuan, atau sebuah analisa
dari hubungan kekuatan.
3.
Identifikasi risiko berdasarkan Taksonomi
Taksonomi
di sini adalah breakdown sumber risiko yang mungkin. Berdasarkan taksonomi dan
pengetahuan praktik yang ada, daftar pertanyaan disusun. Jawaban dari
pertanyaan-pertanyaan menunjukkan risiko yang ada.
4.
Common-risk checking
Ada
beberapa daftar risiko yang sudah biasa terjadi dan di sini dilakukan pemilihan
mana yang sesuai untuk proyek yang ditangani.
Teknik Mengidentifikasi Risiko
Teknik pengumpulan Informasi
1. brainstonning,
Dalam brainstonning, partisipasi peserta sangat penting. Brainstonning
sangat bermanfaatsebagai identifikasi awal dari banyak risiko yang mungkin.
Prosesnyabersifat interaktif, bergantung pada keaktifan peserta dan
fasilitatomya.
2. Interviewing
Melakukan interview dengan para stakeholder dari proyek.
3. Delphi
Technique
Mendengar masukan dari para pakar yang relevan dengan proyek.
4. Checklist
Checklist mudah untuk digunakan dan dapat menyediakan arahan-arahan yang
berguna pada wilayah di mana organisasi memiliki pengalaman yang sangat dalam,
khususnya untuk proyek yang standar atau rutin. Kadang-kadang menggunakan
prosedur-prosedur standar yang memiliki pengaruh yang sama.
Dokumentasi risiko
Setiap elemen dan risiko harus diberikan nomor.
Penomoran ini bertujuan untuk memudahkan penyimpanan dan pencarian data.
Seringkali nomor risiko dikumpulkan dalam nomor elemen, dan dan kumpulan itu
diberi nomor dapat diperluas sesuai dengan perkembangan analisa.
Analisis Risiko / kualitatif
Analisis Risiko adalah rangkaian
proses yang dilakukan dengan tujuan untuk memahami signifikansi dari akibat
yang akan ditimbulkan suatu risiko, baik secara individual maupun portofolio,
terhadap tingkat kesehatan dan kelangsungan proyek. Pemahaman yang akurat
tentang signifikansi tersebut akan menjadi dasar bagi pengelolaan risiko yang
terarah dan berhasil guna. Secara umum terdapat dua metodologi analisa risiko,
yaitu
1. Kuantitatif; Analisa berdasarkan angka-angka nyata
(nilai finansial) terhadap besamya kerugian yang terjadi.
2. Kualitatif; sebuah analisa yang menentukan risiko
tantangan organisasi di mana penilaian terse but dilakukan berdasarkan intuisi,
tingkat keahlian dalam menilai jumlah risiko yang mungkin terjadi dan potensi
kerusakannya.
Analisis kualitatif dalam manajemen
risiko adalah proses menilai (assesment) impak dan kemungkinan dari risiko yang
sudah diidentifikasi. Proses ini dilakukan dengan menyusun risiko berdasarkan
efeknya terhadap tujuan proyek.
Analisis Risiko / kuantitatif
Analisa risiko secara kuantitatif
adalah salah satu metode untuk mengidentifikasi risiko kemungkinan kerusakan
atau kegagalan sistem dan memprediksi besarnya kerugian. Tahap-tahap Analisa
Risiko Kuntitatif:
• Menentukan nilai informasi dan asset baik secara
tangible dan intangibel.
• Menetukan estimasi kerugian untuk setiap risiko yang
teridentifikasi.
• Melakukan analisa resiko
• Memperoleh risiko yang berpotensi terjadi.
• Memilih langkah-langkah atau strategi penanganan
(Safeguards) untuk setiap risiko.
• Menentukan aksi untuk merespon risiko yang ada (e.g.
mitigasi, menghindar, menerima).
Penanganan Risiko (Risk Response Planning)
Risk response planning adalah proses
yang dilakukan untuk meminimalisasi tingkat risiko yang dihadapi sampai pada
batas yang dapat diterima. Secara umum teknik yang dllterapkan
untuk menangani risiko dikelompokkan dalam beberapa kategori, yaitu :
1. Menghindari Risiko
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan aktivitas
yang mendatangkan risiko. Dalam hal pengerjaa1 1 proyek bisa dilakukan dengan
cara merubah rencana proyek unttu k menghilangkan risiko.
2.
Reduksi Risiko (mitigasi)
Meliputi langkah-langkah untuk mengurangi peluang
terjadinya risiko. Melakukan tindakan awal untuk mengurangi peluang terjadinya
risiko pada proyek akan lebih efektif daripada memperbaiki setelah suatu kejadian
berisiko terjadi.
3.
Menerima Risiko
Menerima kerugian jika kejadian yang berisiko
terjadi. Ini bisa dilakukan jika risiko yang ditimbulkan kecil. Atau tidak ada
cara lain lagi untuk menangani.
4.
Transfer Risiko
Mengalihkan risiko ke pihak lain. Cara yang umum
dalam bisnis adalah membeli asuransi. Dengan asuransi, kita berusaha
mengalihkan risiko ke pihak lain.
Memonitor dan Mengendalikan Risiko
(Risk monitoring and control)
Langkah ini adalah proses mengawasi risiko yang
sudah diidentifikasi, memonitor risiko yang tersisa, dan mengidentifiksikan
risiko baru, memastikan pelaksanaan risk management plan dan mengevaluasi
kefektifannya dalam mengurangi risiko. Tujuan dari monitoring risiko adalah
memastikan apakah :
1
. Respon terhadap risiko dijalankan sesuai rencana
2.
Tindakan untuk respon terhadap risiko seefektif yang diharapkan atau respon
baru perlu dikembangkan
3.
Asumsi proyek masih valid
4.
Risk exposure sudah berubah
5.
Prosedur dan kebijaksanaan yang tepat sudah diikuti
6.
Risiko-risiko terjadi tanpa teridentifikasi sebelumnya
Yang Bertanggungjawab terhadap
Risiko
Tanggung jawab manajemen untuk
menghadapi setiap risiko dan memastikan rencana-rencana penanganan yang efektif
diimplementasikan harus ditetapkan dan direkam. Untuk setiap risiko yang
diidentifikasi hendaknya jelas siapa pemilik/penanggungjawabnya. Peran-peran
kunci dalam manajemen risiko dan tanggungjawabnya adalah:
• Senior management, yang harus menyusun kebijaksanaan
mengena imanajemen risiko organisasi, mendukung secara aktif tindakanmanajemen
risiko yang diperlukan untuk proyek dan memastikan bahwa semua stakeholder
proyek mendukung tindakan ini. Peran lain sangat bergantung pada karakteristik
proyek.
• Manajer Proyek Direktur, memimpin tim proyek dan
bertanggungjawab dengan kewenangannya untuk mencapai tujuan proyek termasuk
manajemen risiko yang berkaitan dengan proyek.
• Pemilik risiko (Risk Owners), mempunyai
tanggungjawab dan wewenang untuk menangani risiko yang telah teridentifikasi.
Dalam tim proyek ia berperan sebagai manajer dari paket kerja (work package).
Risk owners must have the resources necessary to treat their risks. Risk owners
are also assigned to monitor risks that are not being treated.
• Manajer Risiko (Risk Manager), mempunyai
tanggungjawab, akuntabilitas dan wewenang memastikan proses manajemen risiko
diterapkan secara efektif.
• Tim Proyek yang bertanggungjawab untuk membantu
dalam identifikasi analisis dan evaluasi risiko membantu dalam mengembangkan
treatment terhadap risiko dan aktivitas manajemen risiko seperti ditetapkan
dalam penagananrisiko risk management plan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar