Minggu, 12 November 2017

BAB 11 Pemilihan Proyek



Pendahuluan
Suatu perusahaan mungkin mempunyai banyak pilihan proyek dalam waktu yang sama. Jika proyek-proyek yang tersedia menjanjikan keuntungan bagi perusahaan, maka perlu dilakukan pemilihan proyek yang paling menguntungkan baik dari segi finansial atau aspek yang lain. Beberapa kriteria finansial yang bisa digunakan dalam pemilihan proyek, antara lain:
1. Payback period (PP)
2. Return on investment (ROI)
3. Net present value (NPV)
4. Internal rate of return (IRR)
5. Break even analysis

Payback Period
Adalah periode waktu di mana investasi yang dilakukan perusahaan sudah bisa pulih atau kembali melalui cash flow yang masuk ke perusahaan. Dalam hal ini tidak diperhitungkan bunga atau inflasi.

Return on Investment (ROI)
Return on Investment (ROI) adalah rata-rata profit tahunan dibandingkan dengan jumlah yang diinvestasikan. Atau
 
Di mana rata-rata profit tahunan didefinisikan sebagai total pendapatan - total pengeluaran.

Net Present value (NPV)
Net Present value (NPV) adalah nilai sekarang dari uang atau cash flow di masa mendatang dengan mempertimbangkan faktor bunga atau interest rate. Dengan konsep ini, uang 100.000 sekarang lebih berharga daripada jumlah yang sama pada 5 tahun mendatang.
Proyek dengan NPV yang tertinggi adalah proyek yang paling sesuai. Proyek dengan NPV negatif adalah proyek yang tidak mengungtungkan.

Internal Rate of Return
IRR, dalam persen muncul ketika NPV = 0. Berlaku aturan, IRR yang dihasilkan suatu proyek harus lebih besar dari biaya dari sumberdaya.
Rumus untuk menentukan IRR sangat kompleks, sebagai konsekuensinya maka cara yang paling sesuai untuk memperoleh IRR adalah dengan merata-ratakan suatu financial Calculator atau spreadsheet dengan menggunakan fungsi IRR. Jika pilihan ini tidak tersedia, maka IRR dapat dikembangkan melalui trial dan error dengan mendefinisikan NPV dari proyek, menggunakan beragam suku bunga, hingga diperoleh hasil NPV nol (mendekati nol).

Analisa Biaya Breakeven
Kadang-kadang perusahaan mengembangkan suatu proyek untuk memproduksi sebuah barang, tetapi perusahaan tersebut mungkin saja tidak memiliki peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi sehingga harus membeli atau menambahkan peralatan yang sesuai. Perusahaan mungkin memiliki beberapa pilihan yaitu salah satu caranya adalah menghitung break even. Break even bisa diartikan sebagai suatu level produksi dimana modal yang dikeluarkan sudah kembali.

1. Break Even
Rumus untuk mencari break even adalah :
 
Kontribusi per unit = harga penjualan - biaya variabel per unit

2. Titik Alternasi / Swing Point
Swing rate : ketika suatu jumlah tertentu dipesan, kedua pilihan di atas mungkin menguntungkan, tapi ada satu pilihan yang lebih menguntungkan dibanding yang lain.
Rumus untuk mencari Swing Point:

Weighted Scoring Evaluation Model
Model ini dapat digunakan untuk membantu penilaian beberapa proyek yang berbeda dan menentukan proyek mana yang harus dipilih. Pendekatan yang digunakan di sini bersifat non finansial. Pada model ini terdapat beberapa tahap, yaitu:
1. Pendekatan
2. Memberi bobot faktor
3. Penilaian masing-masing proyek
4. Penilaian proyek
Pendekatan yang dipakai sebagai berikut:
Mendefenisikan faktor-faktor kesuksesan dalam seluruh proyek
Mengukur setiap faktor dari kesuksesan
Menilai setiap proyek terhadap faktor-faktor kesuksesan
Menerangkan hasil akhir dari tiap proyek.
Mendefinisikan Faktor-faktor Kesuksesan
Dimulai dengan menjelaskan faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kesuksesan suatu proyek. Sebaiknya jangan membatasi hanya pada satu proyek, tapi harus dilihat hasil akhir dari proyek-proyek secara keseluruhan yang dipunyai perusahaan. Contoh-contoh faktor yang mempengaruhi kesuksesan perusahaan:
Maksimisasi keuntungan
Pemanfaatan tenaga kerja
Pemanfaatan sumberdaya
Peningkatan pangsa pasar
Kemampuan untuk memasuki pasar baru
Pengembangan image perusahaan
Kepuasan dari pemegang saham
Tingkat kepastian
Kesesuaian dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan
Kemudahan dalam mencapai hasil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar