Pendahuluan
Suatu
perusahaan mungkin mempunyai banyak pilihan proyek dalam waktu yang sama. Jika
proyek-proyek yang tersedia menjanjikan keuntungan bagi perusahaan, maka perlu
dilakukan pemilihan proyek yang paling menguntungkan baik dari segi finansial
atau aspek yang lain. Beberapa kriteria finansial yang bisa digunakan dalam
pemilihan proyek, antara lain:
1.
Payback period (PP)
2.
Return on investment (ROI)
4.
Internal rate of return (IRR)
5.
Break even analysis
Payback
Period
Adalah periode waktu di mana investasi yang
dilakukan perusahaan sudah bisa pulih atau kembali melalui cash flow yang masuk ke perusahaan. Dalam hal ini tidak
diperhitungkan bunga atau inflasi.
Return
on Investment (ROI)
Return on Investment (ROI) adalah rata-rata profit
tahunan dibandingkan dengan jumlah yang diinvestasikan. Atau
Di mana rata-rata profit tahunan didefinisikan
sebagai total pendapatan - total pengeluaran.
Net
Present value (NPV)
Net Present value (NPV) adalah nilai sekarang dari
uang atau cash flow di masa mendatang dengan mempertimbangkan faktor bunga atau
interest rate. Dengan konsep ini, uang 100.000 sekarang lebih berharga daripada
jumlah yang sama pada 5 tahun mendatang.
Proyek dengan NPV yang tertinggi adalah proyek yang
paling sesuai. Proyek dengan NPV negatif adalah proyek yang tidak
mengungtungkan.
Internal
Rate of Return
IRR, dalam persen muncul ketika NPV = 0. Berlaku
aturan, IRR yang dihasilkan suatu proyek harus lebih besar dari biaya dari
sumberdaya.
Rumus untuk menentukan IRR sangat kompleks, sebagai
konsekuensinya maka cara yang paling sesuai untuk memperoleh IRR adalah dengan
merata-ratakan suatu financial Calculator atau spreadsheet
dengan menggunakan fungsi IRR. Jika pilihan ini tidak tersedia, maka IRR dapat
dikembangkan melalui trial dan error dengan mendefinisikan NPV dari proyek,
menggunakan beragam suku bunga, hingga diperoleh hasil NPV nol (mendekati nol).
Analisa Biaya Breakeven
Kadang-kadang perusahaan mengembangkan suatu proyek
untuk memproduksi sebuah barang, tetapi perusahaan tersebut mungkin saja tidak
memiliki peralatan yang dibutuhkan untuk proses produksi sehingga harus membeli
atau menambahkan peralatan yang sesuai. Perusahaan mungkin memiliki beberapa
pilihan yaitu salah satu caranya adalah menghitung break even. Break even
bisa diartikan sebagai suatu level produksi dimana modal yang dikeluarkan sudah
kembali.
1.
Break Even
Rumus
untuk mencari break even adalah :
Kontribusi per unit = harga penjualan - biaya
variabel per unit
2.
Titik Alternasi / Swing Point
Swing rate : ketika suatu
jumlah tertentu dipesan, kedua pilihan di atas mungkin menguntungkan, tapi ada
satu pilihan yang lebih menguntungkan dibanding yang lain.
Rumus
untuk mencari Swing Point:
Weighted Scoring Evaluation Model
Model ini dapat digunakan untuk membantu penilaian
beberapa proyek yang berbeda dan menentukan proyek mana yang harus dipilih.
Pendekatan yang digunakan di sini bersifat non finansial. Pada model ini
terdapat beberapa tahap, yaitu:
1.
Pendekatan
2.
Memberi bobot faktor
3.
Penilaian masing-masing proyek
4.
Penilaian proyek
Pendekatan yang dipakai sebagai berikut:
• Mendefenisikan
faktor-faktor kesuksesan dalam seluruh proyek
• Mengukur setiap
faktor dari kesuksesan
• Menilai setiap
proyek terhadap faktor-faktor kesuksesan
• Menerangkan
hasil akhir dari tiap proyek.
• Mendefinisikan
Faktor-faktor Kesuksesan
Dimulai dengan menjelaskan faktor-faktor apa saja
yang dapat mempengaruhi kesuksesan suatu proyek. Sebaiknya jangan membatasi
hanya pada satu proyek, tapi harus dilihat hasil akhir dari proyek-proyek
secara keseluruhan yang dipunyai perusahaan. Contoh-contoh faktor yang
mempengaruhi kesuksesan perusahaan:
• Maksimisasi
keuntungan
• Pemanfaatan
tenaga kerja
• Pemanfaatan
sumberdaya
• Peningkatan
pangsa pasar
• Kemampuan untuk
memasuki pasar baru
• Pengembangan image perusahaan
• Kepuasan dari
pemegang saham
• Tingkat
kepastian
• Kesesuaian
dengan kebutuhan dan kemampuan perusahaan
• Kemudahan dalam
mencapai hasil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar